1 Ketua Badan Pengurus, Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS), Jln. RSAU Atang Senjaya No. 4, Kemang, Bogor 16130, civasland@gmail.com.
2 Anggota Badan Pengurus, Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS), Jln. RSAU Atang Senjaya No. 4, Kemang, Bogor 16130, a.jatikusumah@gmail.com.
Kata kunci: Kesehatan Hewan Nasional (Veterinary Services) – Veterinary Statutory Body – tatalaksana pemerintahan veteriner yang baik – pendidikan kedokteran hewan
Latar Belakang
Sumber: Klinik hewan (harianJogya.com) |
Kemunculan zoonosis yang baru dan berulang (emergence and re-emergence of zoonoses) dan potensi dampak bencana terhadap kesehatan manusia adalah kekhawatiran yang semakin menguat di seluruh dunia. Kemudahan dan kecepatan perjalanan internasional, pertumbuhan perdagangan internasional hewan dan produk hewan yang cepat karena globalisasi, urbanisasi populasi, dan perubahan dramatik sistim dan pola produksi ternak merupakan faktor-faktor dalam penyebaran penyakit hewan dan zoonosis. Surveilans dan deteksi dini patogen adalah komponen penting dari strategi pengendalian, pemberantasan dan pencegahan penyakit hewan dan zoonosis (King L.J., 2004).
Faktor-faktor yang memicu kemunculan ancaman mikrobial yang baru dan berulang adalah kompleks dan suatu konvergensi dari setiap faktor dapat menciptakan suatu lingkungan yang cocok untuk kemunculan penyakit dan terpelihara di masyarakat apabila tidak mampu dikendalikan.
Faktor-faktor yang kritikal tersebut adalah adaptasi dan perubahan mikrobial (seperti patogen yang resisten terhadap antimikroba); kepekaan hospes (seperti immunokompromistik terhadap HIV/AIDS, malnutirisi); perubahan iklim dan cuaca (pemanasan global yang mendorong perluasan distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan oleh vektor dan yang ditularkan lewat air, seperti demam kuning atau Hantavirus pulmonary syndrome); perubahan ekosistem; pembangunan ekonomi dan penggunaan lahan; perdagangan dan perjalanan internasional; dan minimnya pelayanan kesehatan hewan, pelayanan publik atau infrastruktur (King L.J., 2004).
Permintaan publik dan kebutuhan sosial yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dan keamanan pangan semakin meningkatkan permintaan akan pelayanan kesehatan hewan yang baik. Kepatuhan terhadap standar-standar internasional kesehatan hewan, seperti yang tertuang dalam OIE Terrestrial Animal Health Code, dan evaluasinya terhadap kualitas dan ekuivalensi, akan semakin meningkatkan permintaan publik di tingkat nasional, regional dan internasional yang dibebankan kepada pemberi layanan kesehatan hewan.
Keterlibatan sektor swasta, begitu juga dengan peningkatan peran paraprofesional (paramedis) veteriner dalam surveilans, deteksi dini dan monitoring penyakit, dan aksi-aksi respon cepat memerlukan kegiatan-kegiatan pembangunan kapasitas (capacity building) di setiap tingkatan. Hal yang sama, bagaimanapun juga berlaku bagi pelayanan dan infrastruktur pemerintah, diagnostik dan penelitian, begitu juga institusi pelatihan dan badan regulator berdasarkan hukum (statutory body).
Badan regulator
Badan regulator berdasarkan hukum, khususnya yang berwenang untuk melakukan registrasi atau lisensi dokter hewan dan paraprofesional veteriner, memerlukan bantuan dan dukungan untuk mampu memenuhi fungsinya dalam mengendalikan profesional tersebut secara sah dan menerapkan standar-standar.
Pemilik ternak, peternak dan penjaga kebun binatang adalah orang yang pertama mengetahui penyakit yang berasal dari hewan. Dengan adanya aktor-aktor yang terlibat dalam ‘segitiga’ lingkaran (lihat Gambar 1) yaitu dokter hewan pemerintah, dokter hewan swasta dan peternak/pemangku kepentingan, maka melalui mereka dimungkinkan untuk dilakukan penguatan surveilans, deteksi dini dan respon cepat dalam mengatasi ancaman penyakit hewan. Keberadaan ‘Veterinary Statutory Body’ (VSB) di suatu negara membantu meregulasi dokter hewan dan paraprofesional veteriner yang beroperasi dalam segitiga lingkaran tersebut (Dehove A., 2013).
Gambar 1. Kerjasama segitiga untuk memperkuat surveilans, peringatan dini, dan respon cepat terhadap ancaman penyakit hewan |
Definisi ‘Veterinary Statutory Body (VSB) sebagaimana dimaksudkan oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dapat dilihat pada Boks 1.
OIE telah mengembangkan standar-standar internasional menyangkut VSB yang dimuat dalam OIE Terrestrial Animal Health Code (TAHC) yang tertuang dalam 3 (tiga) bagian:
1. Evaluasi Kesehatan Hewan Nasional [Evaluation of Veterinary Services] (Artikel 3.2.1) (lihat Boks 2);
2. Evaluasi ‘Veterinary Statutory Body’ (Artikel 3.2.12) (lihat Boks 3); dan
3.Legislasi Veteriner [Veterinary Legislation] (Artikel 3.4.6.2.) (lihat Boks 4).
Pengakuan masyarakat terhadap nilai profesi dokter hewan merupakan prasyarat kunci untuk meningkatkan investasi di masa depan bagi pemerintah, organisasi internasional, dan yayasan untuk memperbaiki pendidikan kedokteran hewan, mendukung institusi pendidikan kedokteran hewan (veterinary education establishments) apabila diperlukan, membangun Kesehatan Hewan Nasional yang efisien, dan mempersiapkan VSB yang memiliki kekuatan hukum yang lebih besar dalam mensupervisi kualitas dan etik profesi veteriner (OIE, 2014).
Peran profesi veteriner
Peran profesi peteriner (veterinary profession) adalah mempromosikan kesehatan hewan, kesejahteraan hewan, kesehatan masyarakat dan perlindungan lingkungan. Dokter hewan harus mematuhi standar-standar etik yang tinggi dan siap untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.
Organisasi, struktur dan fungsi suatu VSB dan asosiasi profesi merupakan prasyarat tidak hanya bagi penentuan kualitas Kesehatan Hewan Nasional (Veterinary Services), tetapi juga untuk praktik kedokteran hewan swasta di suatu negara. Kedua organisasi tersebut menyediakan infrastuktur yang diperlukan untuk memastikan bahwa dokter hewan pemerintah dan swasta memiliki kualifikasi yang diperlukan, keahlian saintifik dan pengalaman, serta bebas dari finansial, komersial, politik dan tekanan-tekanan lainnya yang mungkin mempengaruhi kompetensinya dalam membuat suatu penilaian profesional (professional judgements) yang logis berdasarkan data saintifik yang ada.
Seluruh dokter hewan dan paraprofesional veteriner dilisensi untuk dapat berpraktik oleh suatu VSB yang otonom dan merujuk kepada ketentuan disiplin yang sah untuk setiap tindakan malpraktik (professional misconduct). Struktur dan pengaturan fungsional di kebanyakan negara anggota OIE di Asia dan Afrika saat ini dianggap belum sesuai standar. Oleh karenanya perubahan diperlukan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan OIE TAHC yang berkaitan dengan kualitas Kesehatan Hewan Nasional, isu-isu sertifikat veteriner dan regulasi praktik dokter hewan dan paraprofesional di pemerintahan dan di sektor swasta (Economides P., 2007).
Tabel 1 memuat sejumlah contoh keberadaan VSB dan organisasi profesi di sejumlah negara anggota OIE di dunia.
Tabel 1: VSB dan organisasi profesi di sejumlah negara di dunia
|
Perbedaan ‘Veterinary Statutory Body” dan Organisasi Profesi
Masih ada kebingungan mengenai peran VSB dan organisasi profesi sekalipun di kalangan dokter hewan sendiri. Dalam kaitannya dengan keprofesian, VSB disebut juga sebagai ‘badan regulator profesi' (professional regulatory body), sedangkan organisasi profesi disebut juga sebagai 'asosiasi profesi’ (professional association) (HPRA, 2017).
Di negara-negara yang membedakan antara VSB dengan organisasi profesi, maka keduanya adalah dua entitas yang berbeda dan terpisah dengan fungsi yang berbeda (Economides, P. 2007). Perbedaan antara suatu VSB dengan organisasi profesi tidak selalu bisa dipahami dengan baik, akan tetapi penting untuk dimengerti. Perbedaan esensialnya adalah VSB melayani kepentingan publik, sedangkan organisasi profesi melayani kepentingan anggotanya. Ini merupakan perbedaan mendasar yang menjadi alasan penting (raison d’être) dari suatu organisasi (HPRA, 2017).
VSB perlu ditetapkan dalam suatu peraturan perundangan untuk melindungi dan mempromosikan kepentingan publik dengan meregulasi praktik suatu profesi. Misi mendasar dari suatu adalah meminimalisasi dan memitigasi risiko-risiko bagi publik yang mungkin datang dari praktik suatu profesi. Organisasi profesi di lain pihak, tidak memiliki kekuasaan hukum selain yang telah umum diterapkan oleh korporasi lainnya.
VSB atau juga disebut ‘badan regulator profesi’ dibentuk untuk melayani publik dengan fungsi:
1) menetapkan kriteria untuk registrasi dan sertifikasi untuk anggota-anggotanya;
2) menyediakan pedoman untuk anggota dalam bentuk kode etik ('code of ethics), aturan perilaku profesional (rules of professional conduct) dan standar-standar praktik (standards of practice);
3) memelihara suatu register publik yang berisikan informasi mengenai individual yang teregistrasi pada VSB; dan
4) menginvestigasi keluhan terhadap anggota dan disiplin anggota (apabila diperlukan).
Organisasi profesi atau juga disebut ‘asosiasi profesi’ dibentuk untuk melayani kepentingan anggota-anggotanya dengan fungsi:
1) menyediakan peluang 'jejaring' (networking);
2) mempublikasikan informasi yang menjadi kepentingan anggota-anggotanya;
3) melakukan riset;
4) mengorganisasikan berbagai konferensi, seminar dan workshop;
5) memelihara peluang kerja (job board);
6) menegosiasikan preferensial bagi anggota-anggotanya untuk berbagai produk dan layanan;
7) melobi pemerintah untuk mempengaruhi kebijakan yang mendorong kepentingan anggota-anggotanya.
Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, tetap ada sejumlah tumpang tindih antara keduanya dan hal ini sifatnya cukup instruktif. Sebagai contoh, baik organisasi profesi menawarkan kegiatan-kegiatan terkait dengan pengembangan profesional (professional development). Perbedaannya, adalah keduanya melakukan hal tersebut untuk alasan-alasan yang berbeda.
Organsasi profesi menawarkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesional untuk membantu kemajuan karier anggota-anggotanya. Sedangkan VSB menawarkan kegiatan-kegiatan pengembangan karena alasan dibutuhkan pergantian suatu pengetahuan spesifik atau suatu gap ketrampilan yang dapat menimbulkan sejumlah risiko bagi publik. Kegiatan-kegiatannya bisa saja kelihatan menyerupai, tetapi alasan-alasan untuk terlibat dalam kegiatan sangat berbeda.
Mengingat bisa saja ada potensi konflik kepentingan (conflict of interest) antara keduanya, terutama dalam membuat keputusan untuk kepentingan publik versus kepentingan profesi. Oleh sebab itu di negara-negara yang memperhatikan independensi dalam meregulasi suatu profesi, menghendaki adanya suatu pemisahan antara VSB dan organisasi profesi.
Dalam kasus seperti ini, sebagaimana yang sudah disampaikan di atas, maka mandat tunggal VSB adalah untuk melindungi dan mempromosikan kepentingan publik dengan meregulasi anggota-anggotanya; dan mandat tunggal suatu organisasi profesi adalah untuk melayani kepentingan anggota-anggotanya (HPRA, 2017).
Referensi
Economides P., 2007. The Role of Veterinary Statutory Bodies and Associations in the Promotion of the Veterinary Profession and Upgrading of Veterinary Services. Conf. OIE 2007, 165-173.
Dehove A., 2013. OIE capacity building tools available to Veterinary Education Establishments (VEE) and Veterinary Statutory Bodies (VSB). OIE Global Conference on Veterinary Education and the role of Veterinary Statutory Body, Foz do Iguacu, Brazil 4 - 6 December 2013.
HRPA, 2017. [Human Resources Professional Association]. HPRA Series on Governance for Professional Regulatory Bodies. What does it mean to be a regulated profession? September 1, 2017. https://www.hrpa.ca/Documents/Regulation/Series-on-Governance/What-it-means-to-be-regulated-profession.pdf
OIE, 2014. Improving the quality of the services of the veterinarians. Ensuring excellence and ethics of the veterinary profession. OIE bulletine No. 2014 – 1.
King, L.J., 2004. Emerging zoonoses and pathogens of public health significance. Rev. Sci. Tech. Off. Int. Epiz., 23: 429-433.
0 Komentar:
Posting Komentar